futur

Futur, kalau ditinjau dari hakekat bahasa arab ( hakiki ) artinya menjelang terang sedangkan dari makna majasi artinya sarapan pagi, tapi futur yang saya maksud disini jauh maknanya dari yang ada. Futur yang saya maksud adalah satu keadaan dimana semangat seseorang tuk mengkaji nilai-nilai keagamaan atau belajar menjadi kendur, melemah atau hilang sama sekali.

Biasanya kalau ini sudah menimpa seseorang pasti yang akan disalahkan adalah diri orang itu sendiri, padahal banyak sekali sebab-sebab kenapa seseorang itu bisa menjadi futur.

Semangat untuk belajar memang sebaiknya terus menerus diasah agar berkembang dan membawa manfaat bagi kehidupan. Tapi, dalam proses pembelajaran banyak sekali faktor-faktor yang menunjang, diantaranya yang sering kali disorot adalah faktor internal. Motivasi salah satunya, pabila motivasi seseorang tuk belajar sudah mulai berkurang, maka fasiliotas sebagus dan secanggih apapun tak kan dapat menolong, apakah memang demikian?

Menurut saya tidak juga..kenapa? hati, rasa, pikiran seseorang bisa mengalami perubahan tergantung dari masukan-masukan yang diterimanya, dalam hal ini lingkunganlah yang berperan dalam pembentukan karakter seseorang.

Maka, tidaklah tepat kalau kita selalu menyalahkan seseorang atau diri sendiri mengenai nasib yang menimpa, kena ya kok jalan hidupku seperti ini? ah..mungkin karena aku bodoh? miskin? atau memenag dah takdir?..duh kalau ada orang yang bicara seperti ini biasanya aku langsung saja menyuruhnya segera menarik ucapannya atau beristiqfar. Kenapa? karena itu bisa menjadi sugesti bagi dirinya yang nantinya akan terprogram di dalam alam bawah sadarnya, yang lama kelamaan setiap ada tawaran tuk menuju kehidupan yang lebih baik selalu ia tolak, dengan alasan aku tak mampu.

Nah, karena dasar itulah maka futur bisa menimpa siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, agama ataupun profesi dan umur. Sehingga tetap optimis memandang kehidupan, dan teruslah membayangkan peristiwa yang indah atau harapan yang akan kita raih dimasa depan bisa meminimalisir futur yang akan menyerang. tapi, jika itu sudah terlanjur terjadi, tentu ada hikmah dibalik itu semua, karena bagaimanapun dalam setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan..Jadi tetap bertahan dalam keadaan tp terus mengubah persepsi dan meluaskan mata hati disertai syukur dan sabar itu tetap lebih baik, so..g ada tuh yg namanya ogah..tul g?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKSI NYATA PENERAPAN PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

suksesss