Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2008

Summer breeze (cinta g pernah salah)

Kalo liat judul, kayanya ada yg aneh nih dgn yg nulis..he5x..ah ga juga..normal aja lagee..eh..prolog dulu deh, minggu 4 mei aku nonton premiere film ini di Planet Hollywood..hmmm klo g salah bareng milad PKS tuh, eh aku bukannya kesana malah nonton..(ihh...masih jahil aja ya..masalahnya undangannya gratis sih, sebab anak skul ku dipakai tuk figuran..n aku hrs laporan lah ttg film itu, krn dr 6 undgn yg diksh..4 diambil ibu2 yg kutau g bakal mau nonton..hanya nafsu aja tuk ambil...duh jgn su'udzhon gitu lah..). Aku g mau cerita soal film ini, coz..pastilah byk yg g sesuai dgn nurani (adegannya lho) tp klo jalan cerita bolehlah..meskipun kadang g nyambung... cinta lagi cinta lagi, kayaknya masalah ini g kan hbs2nya dibicarakan org karena ini mslh yg urgen, tiada kehidupan tanpa cinta,terlebih cinta yg hakiki antara rabb dgn hambanya..duh.itu mah cinta sejati, n kita sbg makhluknya hanya dikasih setetes dr cintanya sdh membuat dampak yg luar biasa..apalagi dapat smua cinta dr sang kh

Lubang Bekas Paku

postingan ini kutulis karena kecerobohan ku..eh..maksudku baik..tp salah tanggap...ok..met baca ya.. Seorang ayah pernah menasehati anak laki-lakinya yang suka marah2 dan bete dengan orang lain. Lalu, anak laki-lali tersebut diajak ke kandang kudanya yg terlatak di sebelah rumah. Setibanya di tepi kandang kuda, ayahnya mengatakan, "anakku, jika engkau marah maka tanamkan sebatang paku ke pagar ini. Semakin engkau marah, engkau pukul paku itu keras-keras. Begitu seterusnya". Sejak saat itu, jika sang anak marah kepada siapapun, dia selalu memukul sebatang paku pada pagar kandang kudanya, dan dia sangat senang mampu melakukan hal itu. Sebulan kemudian, dgn bangga si anak menunjukkan kpd ortunya bahwa paku-paku yg ditanamkan pada pagar kandang kudanya sdh smakin byk. Lalu, si ayah kemudian mengatakan, "Nah, sekarang kalau kau bisa menahan marah dan tidak jadi marah, bahkan bisa meminta meminta maaf kpd org lain, cabut paku2 tsb 1 /1. Begitu seterusnya!". Menerima tant