De Javu
semilir angin di sabana
membelai pipi tirus
bau ilalang dan tanah basah
bekas hujan semalam
sayup-sayup adzan subuh
berkumandang
lembutkan hati yang sedang
gundah, resah, gelisah
mata elang itu menatap jauh
tembus cakrawala
meretas sauatu rencana
awal dari suatu rahasia
yang tak pernah diketahuinya
siluet kehidupan seolah berputar
menagih janji pada kepastian
yang dulu pernah terucap
aku
takkan pernah kalah sebelum
leher ini tegak dan dada
ini membusung sambil terucap
AKU TERUS MENCOBA
membelai pipi tirus
bau ilalang dan tanah basah
bekas hujan semalam
sayup-sayup adzan subuh
berkumandang
lembutkan hati yang sedang
gundah, resah, gelisah
mata elang itu menatap jauh
tembus cakrawala
meretas sauatu rencana
awal dari suatu rahasia
yang tak pernah diketahuinya
siluet kehidupan seolah berputar
menagih janji pada kepastian
yang dulu pernah terucap
aku
takkan pernah kalah sebelum
leher ini tegak dan dada
ini membusung sambil terucap
AKU TERUS MENCOBA
Komentar